gnewstimes.com – Sumpah Pemuda, yang diperingati setiap 28 Oktober, menjadi simbol persatuan dan kesatuan pemuda Indonesia. Di era digital saat ini, tantangan dalam menjaga nasionalisme anak muda semakin kompleks, terutama di Kota Parepare. Dengan lebih dari 200 juta pengguna internet di Indonesia, sebagian besar adalah anak muda, mereka memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan, jika mereka memahami dan menghargai nilai-nilai nasionalisme.
Namun, dunia digital juga membawa tantangan, seperti penyebaran informasi yang tidak akurat dan radikalisasi pemikiran. Pendekatan ilmiah dan teori modern, seperti Teori Identitas Sosial, dapat membantu memahami bagaimana identitas nasional dapat dipertahankan di tengah globalisasi. Erna Rasyid Taufan, tokoh perempuan asal Parepare, menjadi inspirasi bagi generasi muda. Beliau mendorong pemuda untuk memahami sejarah dan nilai-nilai bangsa sebagai fondasi dalam menghadapi perubahan zaman.
Erna mengajak anak muda Parepare untuk memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana menyalurkan kreativitas dan ide-ide yang mendukung perkembangan nasionalisme. Misalnya, mereka bisa menciptakan konten yang memperkenalkan budaya dan sejarah Parepare kepada dunia luar. Edukasi digital sangat penting; pelatihan tentang penggunaan media sosial yang bijak dapat membantu anak muda menyaring informasi yang mereka konsumsi.
Anak muda juga bisa terlibat dalam membuat konten kreatif yang mengedukasi tentang sejarah dan budaya Indonesia, serta membentuk komunitas online untuk berdiskusi tentang isu-isu nasionalisme. Kolaborasi dengan tokoh lokal seperti Erna Rasyid Taufan dapat memberikan inspirasi dan pengetahuan lebih dalam melalui acara webinar atau diskusi tatap muka.
Sumpah Pemuda adalah pengingat untuk menjaga nilai-nilai nasionalisme, terutama di era digital. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak dan mengedukasi diri, anak muda di Kota Parepare dapat menjadi duta nasionalisme yang kreatif dan inovatif, berkontribusi pada kemajuan bangsa di tengah tantangan global.
